Senin, 16 Maret 2015

Jembatan Comal

Jembatan Comal
Jembatan comal adalah salah satu jembatan yang menghubungkan Jalur Pantura di Pulau Jawa. Jembatan ini terletak di Desa Comal, Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang, tepatnya berada sebelum pertigaan Blandong, jika dari arah Jakarta. Jembatan ini menghubungkan desa comal yang terbelah oleh Sungai Comal.
http://uniqpost.com/wp-content/uploads/2014/07/peta-jalur-alternatif-hindari-macet-jembatan-comal-yang-ambles-1.jpgJembatan Comal menjadi sangat vital mengingat letaknya yang berada di Jalur Pantura dan tidak adanya jalur alternatif yang bisa dilalui oleh kendaraan berat kecuali melewati jembatan ini. Meskipun ada Jalur Selatan tetapi kebanyakan kendaraan yang hendak ke arah Surabaya atau Jakarta melewati Jalur Pantura selain karena jaraknya yang lebih dekat dengan kota-kota besar di Pulau Jawa juga karena banyaknya tanjakan di Jalur Pantura tidak sebanyak dan tidak se-ekstrim di Jalur Selatan .
Vitalnya Jembatan Comal terbukti pada pertengahan Juli kemarin, tepatnya pada hari Jumat (18/7/2014). Amblesnya Jembatan Comal ini mengakibatkan kemacetan yg sangat parah, yaitu sepanjang 7 km pada hari pertama setelah ambles. Selain itu juga membuat jumlah kendaraan berat yang melintas di jalur selatan naik sehingga arus lalu lintas semakin padat. Salah satunya jalan Solo - Jogja di Klaten yang naik hingga sekitar 40 persen dibanding hari biasa.
 Menurut kepala BBPJN V Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PU Hedi Rahadian mengatakan amblesnya jembatan Comal tersebut disebabkan oleh :
a)      Faktor alam
Faktor alam yang mempengaruhi amblesnya Jembatan ini tidak lain adalah erosi oleh air rob. Erosi oleh air rob ini tidak serta - merta hanya berlangsung sekali. Hal tersebut bermula pada banjir air rob pada bulan Februari 2014 yang mengikis pondasi jembatan tersebut. Terlebih lagi pada bulan Februari – Juli intensitas hujan masih tinggi yang secara langsung mengakibatkan air Sungai Comal banjir. Sehingga mengakibatkan strukturnya mengalami perubahan pergerakan tanah yang menyebabkan amblesnya jembatan tersebut.

b)        Tonase berlebihan pada kendaraan berat
Kelebihan muatan pada kendaraan, khususnya kendaraan berat rupanya memang sangat berpengaruh terhadap tingkat laik fungsi jalan dan sesuainya usia jalan dan jembatan dengan usia perencanaannya. Semakin banyak kendaraan berat yang menaati peraturan maka akan semakin tinggi tingkat laik fungsi jalan tersebut dan sebaliknya.

Mengingat vitalnya jembatan ini Pemerintah daerah yang bekerja sama dengan Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum serta Korp Lalu Lintas Polri berusaha untuk membuat jembatan darurat untuk mengurangi tingkat kemacetan di Jalur Pantura dan Jalur Selatan. Namun jembatan ini hanya boleh dilewati oleh kendaraan ringan dan sepeda motor. Sementara kendaraan berat masih menggunakan sistem buka tutup di jembatan yang tidak ambles (arah Jakarta – Semarang).

jembatan-darurat-comal-tak-selesai-ratusan-truk-masih-terjebak-cad.jpgNamun seperti yang telah diketahui, Jembatan Comal kembali ambles setelah sebelumnya telah diperbaiki. Menurut Menteri PU Djoko Kirmanto, penyebab amblesnya Jembatan Comal yang baru selesai diperbaiki menjelang Lebaran dikarenakan oleh :
a)      Kesalahan kontruksi
Pemadatan konstruksi yang kurang. Berdasarkan pengecekan yang dilakukan Litbang dan Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum menunjukkan, memang ada penurunan pada jembatan tersebut. Berdasarkan data yang dihimpun, kerusakan terdapat di jembatan sisi utara. Tepatnya pada timbunan oprit atau jalan pendekat jembatan. Bagian bawah oprit melengkung ke bawah. Diperkirakan penurunannya mencapai 10 – 20 sentimeter.
b)      Adanya oknum yang tidak bertanggung jawab.
Oknum – oknum “nakal” di jalan rupanya masih banyak berkeliaran. Hal ini dibuktikan dengan bisa melintasnya kendaraan berat di bagian jembatan sisi sebelah utara atau bagian jembatan yang menggunakan jembatan darurat.
Setelah  Jembatan Comal kembali ambles. Kementerian Pekerjaan Umum memberlakukan aturan baru. Yakni, Kendaraan yang melintas harus di bawah 10 ton, jika melebihi 10 ton kendaraan tersebut dilarang melintas. Dengan kata lain hanya kendaraan ringan saja seperti mobil pribadi dan kendaraan roda dua yang diperbolehkan melintas. Sementara itu kendaraan berat dialihkan sepenuhnya ke Jalur Selatan.

Perbaikan jembatan yang mengalami penurunan itu selesai dalam beberapa hari setelah ambles. Sedangkan untuk perbaikan permanen, Kementerian PU akan melakukannya secara bertahap. Pertama yang diselesaikan sisi sebelah utara dulu yang kini masih ditutup setelah itu baru sebelah kiri. Diperkirakan perbaikan permanen untuk jembatan ini akan selesai pada bulan Oktober hingga November dan diharapkan pada bulan Desember arus lalu lintas di Jalur Pantura dan jalur selatan sudah kembali normal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar