Jembatan Comal
Jembatan comal adalah salah satu jembatan yang
menghubungkan Jalur Pantura di Pulau Jawa. Jembatan ini terletak di Desa Comal,
Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang, tepatnya berada sebelum pertigaan Blandong,
jika dari arah Jakarta. Jembatan ini menghubungkan desa comal yang terbelah
oleh Sungai Comal.
Jembatan Comal menjadi sangat vital mengingat letaknya yang berada di Jalur
Pantura dan tidak adanya jalur alternatif yang bisa dilalui oleh kendaraan
berat kecuali melewati jembatan ini. Meskipun ada Jalur Selatan tetapi
kebanyakan kendaraan yang hendak ke arah Surabaya atau Jakarta melewati Jalur
Pantura selain karena jaraknya yang lebih dekat dengan kota-kota besar di Pulau
Jawa juga karena banyaknya tanjakan di Jalur Pantura tidak sebanyak dan tidak
se-ekstrim di Jalur Selatan .
Vitalnya
Jembatan Comal terbukti pada pertengahan Juli kemarin, tepatnya pada hari Jumat (18/7/2014). Amblesnya Jembatan Comal ini mengakibatkan kemacetan yg
sangat parah, yaitu sepanjang 7 km pada hari pertama setelah
ambles. Selain itu juga membuat jumlah kendaraan berat yang
melintas di jalur selatan naik sehingga arus lalu lintas semakin padat. Salah
satunya jalan Solo -
Jogja di Klaten yang naik hingga sekitar 40 persen
dibanding hari biasa.
Menurut
kepala BBPJN V Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PU Hedi Rahadian
mengatakan amblesnya jembatan Comal tersebut disebabkan oleh :
a)
Faktor alam
Faktor alam yang mempengaruhi amblesnya Jembatan ini
tidak lain adalah erosi oleh air rob. Erosi oleh air rob ini tidak serta -
merta hanya berlangsung sekali. Hal tersebut bermula pada banjir air rob pada
bulan Februari 2014 yang mengikis pondasi jembatan tersebut. Terlebih lagi pada
bulan Februari – Juli intensitas hujan masih tinggi yang secara langsung
mengakibatkan air Sungai Comal banjir. Sehingga mengakibatkan strukturnya
mengalami perubahan pergerakan tanah yang menyebabkan amblesnya jembatan tersebut.
b)
Tonase berlebihan pada kendaraan berat
Kelebihan muatan pada kendaraan, khususnya kendaraan berat rupanya memang
sangat berpengaruh terhadap tingkat laik fungsi jalan dan sesuainya usia jalan
dan jembatan dengan usia perencanaannya. Semakin banyak kendaraan berat yang
menaati peraturan maka akan semakin tinggi tingkat laik fungsi jalan tersebut
dan sebaliknya.
Mengingat vitalnya jembatan ini Pemerintah daerah yang bekerja sama dengan
Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum serta Korp Lalu Lintas Polri berusaha
untuk membuat jembatan darurat untuk mengurangi tingkat kemacetan di Jalur
Pantura dan Jalur Selatan. Namun jembatan ini hanya boleh dilewati oleh
kendaraan ringan dan sepeda motor. Sementara kendaraan berat masih menggunakan
sistem buka tutup di jembatan yang tidak ambles (arah Jakarta – Semarang).
Namun seperti yang telah diketahui, Jembatan Comal kembali ambles setelah
sebelumnya telah diperbaiki. Menurut Menteri PU Djoko Kirmanto, penyebab
amblesnya Jembatan Comal yang baru selesai diperbaiki menjelang Lebaran
dikarenakan oleh :
a)
Kesalahan
kontruksi
Pemadatan konstruksi yang kurang. Berdasarkan
pengecekan yang dilakukan Litbang dan Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum
menunjukkan, memang ada penurunan pada jembatan tersebut. Berdasarkan data yang
dihimpun, kerusakan terdapat di jembatan sisi utara. Tepatnya pada timbunan
oprit atau jalan pendekat jembatan. Bagian bawah oprit melengkung ke bawah.
Diperkirakan penurunannya mencapai 10 – 20 sentimeter.
b)
Adanya oknum yang
tidak bertanggung jawab.
Oknum – oknum
“nakal” di jalan rupanya masih banyak berkeliaran. Hal ini dibuktikan dengan
bisa melintasnya kendaraan berat di bagian jembatan sisi sebelah utara atau bagian
jembatan yang menggunakan jembatan darurat.
Setelah
Jembatan Comal kembali ambles. Kementerian Pekerjaan Umum memberlakukan
aturan baru. Yakni, Kendaraan yang melintas harus di bawah 10 ton, jika
melebihi 10 ton kendaraan tersebut dilarang melintas. Dengan kata lain hanya
kendaraan ringan saja seperti mobil pribadi dan kendaraan roda dua yang
diperbolehkan melintas. Sementara itu kendaraan berat dialihkan sepenuhnya ke
Jalur Selatan.
Perbaikan
jembatan yang mengalami penurunan itu selesai dalam beberapa hari setelah
ambles. Sedangkan untuk perbaikan permanen, Kementerian PU akan melakukannya
secara bertahap. Pertama yang diselesaikan sisi sebelah utara dulu yang kini
masih ditutup setelah itu baru sebelah kiri. Diperkirakan perbaikan permanen
untuk jembatan ini akan selesai pada bulan Oktober hingga November dan
diharapkan pada bulan Desember arus lalu lintas di Jalur Pantura dan jalur
selatan sudah kembali normal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar